Senin, 28 Desember 2009

Ketika anak sembelit

Sembelit pada anak


Sembelit memang bisa terjadi pada siapa saja.Pada Bayi misalnya, bayi buang air besarnya keras dan banyak, dan keluar sekali dalam beberapa hari bisa saja karena sembelit. Untuk memastikan bayi sembelit atau tidak, bukan dari lamanya bayi tidak buang air besar,. Frekuensi buang air besar antara bayi satu dengan lainnya tidaklah sama. Perhatikan konsistensi buang air besar bayi Anda!

Jika bayi sembelit, maka buang air besarnya akan beda dengan kebiasaannya, merasakan sakit ketika buang air besar, tinjanya keras serta massa tinja teraba pada perut. Jika tidak segera diatasi, maka sembelit bisa menjadi akut bahkan kronis.

Dikatakan akut jika gangguan berlangsung selama 1-4 minggu. Sedangkan dikatakan kronis jika berlangsung lebih dari sebulan. Semakin kronis semakin lama pengobatannya. Dampak jangka panjang, kuman-kuman di usus besar menjadi menumpuk berlebihan. Selanjutnya akan terjadi infeksi di usus. Jika dibiarkan, bayi pun bisa mengalami sepsis dan terancam nyawanya.

Jika bayi Anda tampak kesakitan, kemerahan, dan mengedan saat BAB bukan selalu berarti bayi sembelit. Meskipun frekuensi buang air besar berkurang, namun bila konsistensi tinjanya normal dan pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan, maka keadaan tidak dikategorikan bayi sembelit. Bayi belum mampu mengontrol proses buang air besarnya secara optimal. Pencernaan bayi dan pembentukan enzim pencernaan pun belum sempurna.

Pada bayi yang mendapatkan ASI eksklusif tidak mudah mengalami sembelit. Hal ini disebabkan kadar laktulosa dalam ASI yang tinggi dapat mencegah terjadinya konstipasi. Pada bayi yang menerima ASI cenderung memiliki feses lembek karena kandungan lemak dan protein yang sesuai fisiologinya.

Lain halnya dengan bayi yang menggunakan susu formula, yang diolah terlalu kental. Biasanya susu formula memiliki kandungan lemak tinggi dan protein rendah. Pada umumnya, susu hewani memicu gangguan pencernaan dibandingkan yang berasal dari nabati. Susu nabati mempunyai susunan asam lemak tak jenuh lebih panjang, sehingga mudah dicerna.

Pada bayi yang sering mengalami sembelit dan telah mendapat susu formula, dokter kerap menyarankan agar bayi diberikan susu yang mengandung bahan yang dapat memperbaiki fungsi motilitas, seperti laktulosa.

Penyebab lain bayi sembelit adalah kekurangan cairan. Anda bisa mengatasinya dengan memberikan air putih sebelum bayi minum susu untuk membantu melarutkan dalam proses pencernaan.

Faktor lain bayi sembelit juga dapat disebabkan karena makanan. Ketika bayi sudah mendapatkan makanan pendamping, sebaiknya berikan asupan buah-buahan yang diolah menjadi cair dan halus. Hindari pemberian buah pisang dan apel yang memiliki kadar serat tinggi. Apel memiliki daya serap air tinggi dalam saluran pencernaan sehingga dapat menyebabkan kotoran mengeras.

Masih ada kemungkinan lain terkait dengan bayi sembelit adalah kelainan hipotiroid, dengan gejala fisik yang dapat dilihat adalah pusar bodong, kulit kasar dan kering, otot-otot tubuh lemah, loyo serta wajah yang khas seperti hidung pesek, dan wajah membengkak.

Perlu Anda perhatikan juga, jika mekonium (kotoran berwarna kehitaman) tidak keluar setelah 48 jam kelahiran atau bayi mengalami sembelit pada satu minggu pertama kelahiran, maka harus dipikirkan kemungkinan adanya kelainan anatomi. Yang paling sering ditemukan adalah Morbus Hirschprung, yaitu tidak ditemukannya persarafan pada sebagian segmen usus.

Dengan tidak adanya sistem saraf tersebut, maka gerakan usus akan terganggu sehingga tinja akan tertahan di situ. Pengaruhnya, bila keadaan ini berlangsung lama, maka kuman-kuman di usus besar akan menumpuk dan berlebihan. Selanjutnya akan terjadi infeksi enterokolitis (infeksi usus). Bila didiamkan bisa menjadi sepsis (infeksi berat) yang dapat menyebabkan kematian pada bayi.

Segeralah mengkonsultasikan pada dokter Anda untuk mencari penyebab terjadinya sembelit pada bayi Anda. Perlu diketahui, jangan asal memberikan obat pencahar. Sebab, pencahar sebenarnya bukanlah obat sembelit, hanya untuk mengatasi sesaat saja. Penyebab bayi sembelit lah yang harus segera dilacak, agar tuntas menanggulanginya.

Begitu pula pada anak-anak yang umurnya lebih dari 5th, yang notabene sudah besar biasanya Infeksi virus (paling sering infeksi saluran nafas.Batuk,pilek dll) sering menyebabkan sembelit pada anak. Dalam hal ini Anda tidak perlu khawatir, sebab bila infeksinya dapat diatasi biasanya sembelitnya akan menghilang. Jagalah agar anak banyak minum supaya tidak kekurangan cairan dalam tubuhnya.
Sembelit juga sering disebabkan oleh obat-obatan yang diberikan pada anak. Misalnya obat anti kejang, obat batuk anti pilek, obat maag, obat tambahan darah, (zat besi) dan lain-lain. Obat-obatan tersebut memang menimbulkan efek samping berupa sembelit. Bila obat dihentikan biasanya sembelitnya akan menghilang. Perlu pula diperhatikan mengenai obat pencahar. Penggunaan obat pencahar secara lama justru akan menimbulkan sembelit. Oleh karena itu pemakaian obat pencahar harus dengan indikasi yang tepat tidak boleh sembarangan.

Serpihan cat (mengandung logam timbal) yang tertelan anak juga dapat menimbulkan gejala sembelit dan sakit perut.
Perubahan diet anak sering pula menimbulkan sembelit yang bersifat sementara. Bila diet anak mengandung banyak karbohidrat (permen) atau susu, dan kurang mengandung buah-buahan, sayuran, dan serealia, biasanya anak jadi mudah terkena sembelit

Nyeri pada anus dapat menyebabkan sembelit. Nyeri disebabkan adanya luka pada anus (fisuraani). Luka timbul karena anak pernah melepaskan tinja yang keras. Karena luka menimbulkan sakit bila anak berhajat, maka anak enggan buang air besar. Makin lama tinja berada diusus, makanya tinjanya akan makin keras. Makin keras tinja akan makin menimbulkan nyeri, sehingga anak akan makin menahan buang air besarnya. Keadaan ini harus cepat diatasi, karena bila tidak akan menimbulkan sembelit kronis(berkepanjangan) dan pada akhirnya akan menimbulkan sembelit kronis

(copas dari Asian Brain.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar