Senin, 28 Desember 2009

Ibu boleh panik jika....

11 Kondisi Bayi Baru Lahir yang Membuat Ibu Panik

Awal menjadi ibu baru memang seringkali membingungkan. Kondisi bayi baru lahir yang baru bagi bunda seringkali membuat panik. Yuk cari tahu, ciri khas bayi baru lahir yang masih normal dan kapan bunda boleh panik.

1. Fesesnya hitam dan sangat bau. Umumnya, feses pertama bayi (mekonium) berwarna hitam kehijauan, lengket dan cenderung bau seperti susu masam atau basi. Mekonium ini sangat penting, sebagai indikator apakah pencernaannya normal atau tidak. Boleh panik bila kondisi feses seperti ini berlangsung hingga 48 jam. Kemungkinan ada gangguan dalam pencernaannya atau kandungan zat besi yang terlalu tinggi.

2. Berat badan turun terus. Bayi dilahirkan dengan membawa 'tabungan' cairan dan lemak, untuk membantu bayi menjalani masa peralihan kehidupan di luar rahim. Lama-lama, 'tabungan' ini tentu akan berkurang dan membuat berat badannya menjadi turun. Boleh panik bila dalam satu dua minggu berat badan bayi tetap turun meski sudah mendapat cukup ASI. Atau, bila bentuk feses bayi sangat cair.

3. Muntah setelah minum ASI. Semua bayi akan memuntahkan sedikit ASI setelah menyusu (gumoh). Biasanya, ini karena ia belum disendawakan. Untuk membuatnya bersendawa: gendong bayi dengan posisi menghadap ke tubuh Anda, biarkan kepalanya tersangga di pundak Anda. Bantu dengan tepukan ringan di punggungnya. Boleh panik bila bayi Anda tetap muntah meski tidak habis minum ASI, apalagi bila disertai diare.

4. Selalu bersin-bersin. Tidak selamanya bayi yang bersin-bersin pertanda ia akan flu atau sakit. Bersin juga merupakan salah satu proses pematangan dari sistem respirasi atau pernapasan bayi. Kebiasaan ini akan melegakan rongga hidung dan saluran napas dari berbagai sumbatan dan partikel-partikel udara. Boleh panik bila bayi bersin-bersin diikuti dengan demam atau muncul karena ia alergi pada sesuatu.

5. Menangis tiada henti. Menangis merupakan salah satu cara bayi berkomunikasi dengan Anda. Dia ingin memberitahu kalau lapar, haus, atau merasa tidak nyaman. Boleh panik bila ia menangis kencang terus-menerus selama beberapa jam, terutama pada sore hari. Kemungkinan ia terkena kolik.

6. Enggan menyusu. Bayi sedang dalam tahap belajar menyusu. Lambat laun, Anda berdua akan menemukan posisi menyusu yang tepat dan nyaman. Bila perlu, hubungi konsultan laktasi. Boleh panik bila bayi tetap tidak mau menyusu lebih dari 3 hari. Bagaimana pun dia perlu makanan atau asupan gizi dari ASI. Segera hubungi dokter.

7. Ubun-ubun berdenyut. Ubun-ubun bayi berdenyut karena belahan-belahan tulang tengkoraknya belum menyatu dan mengeras dengan sempurna. Kira-kira setelah 2 tahun, denyut di ubun-ubun itu akan hilang. Boleh panik bila ubun-ubunnya tampak cekung karena ini bisa jadi gejala dehidrasi. Atau, kepalanya membengkak yang menunjukkan kemungkinan terjadinya gangguan kesehatan seperti meningitis. Jangan ragu hubungi dokter.

8. Tali pusat basah atau lembab. Tali pusat akan puput atau lepas dalam waktu 1 hari sampai satu minggu setelah bayi lahir. Lalu lukanya akan sembuh dalam waktu 15 hari. Selama proses ini, tali pusat tampak berwarna cokelat dan sedikit berbau lembab. Karena itu kebersihannya harus selalu dijaga agar tidak infeksi. Boleh panik bila bau yang ditimbulkan tali pusat sangat menyengat yang menandakan infeksi, dan umumnya akan diikuti dengan bengkak hingga mengeluarkan nanah. Segera bawa ke dokter.

9. Wajahnya berjerawat. Bintil yang muncul di daerah pipi, hidung, dan dagu ini dinamakan Milia, namun sering disebut sebagai “jerawat bayi”. Jerawat ini disebabkan hormon ibu yang masih ada dalam tubuh bayi dan bisa terjadi sampai usia bayi 3-4 minggu. Kebanyakan akan hilang dengan sendirinya saat bayi berusia 4-6 bulan. Boleh panik bila Anda menemukan bintik putih ini muncul di sekitar mulut bayi. Bisa jadi itu karena virus dan bisa mengganggu fungsi oralnya.

10. Air seni seperti berdarah. Sistem tubuh pada bayi baru masih dipengaruhi hormon estrogen dari ibu. Keberadaan hormon esterogen tersebut akan menyebabkan bayi mengeluarkan bercak darah seperti haid pada popoknya. Sejalan dengan menurunnya kadar hormon estrogen, kurang lebih dalam waktu tiga minggu, air seni bayi pun tak berwarna merah lagi. Boleh panik bila pendarahan ini terjadi lebih dari tiga minggu. Bawa ke dokter untuk pemeriksaan pada vagina/penisnya, atau gangguan pada saluran air seninya. Sebelumnya, cek juga pola BAB-nya, bisa saja darah itu bersumber dari feses atau anusnya. Jika ya, ini berarti ada gangguan dalam pencernaan atau anus bayi.

11. Kulit kering dan mengelupas. Tidak sedikit bayi baru lahir yang memiliki kulit kering, mengelupas, ruam kulit dan memiliki tanda lahir. Bercak-bercak kebiruan di kaki dan tangan bayi juga merupakan hal normal di minggu awal kelahiran bayi. Semua ini akan hilang dengan sendirinya. Boleh panik bila kulitnya yang kering dan mengelupas berubah jadi memerah dan membuat bayi rewel karena gatal. Ini pertanda bayi terkena eksim.

Bunda memang harus tenang dalam mempelajari segala kondisi yang terjadi pada bayi baru Anda. Dengan demikian Anda bisa mencari jalan keluar terbaik tanpa menjadi khawatir yang berlebihan. Selamat jadi ibu!
(copas: ayahbunda)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar