Sabtu, 02 Januari 2010

Cacar Air, Varisella atau Chiken Pox

Penyakit yang disebabkan virus varisella zoster. Penyakit cacar air terjadi karena virus masuk ke tubuh melalui selaput lendir saluran napas bagian atas (hidung, mulut, dan tenggorokan). Penularan utama penyakit ini, yaitu melalui udara atau titik-titik ludah. Setelah masuk ke tubuh, virus akan tumbuh dan memperbanyak diri, lalu menyebar melalui darah dan getah bening. Masa inkubasi atau mulai masuknya virus ke tubuh hingga timbul gejala, rata-rata membutuhkan waktu sekitar 14-17 hari.


Penyakit ini menular sejak beberapa hari sebelum timbulnya bercak – bercak pada kulit hingga beberapa hari setelah semua bercak – bercak berair itu mengering. Sebelum timbul ruam pada kulit, umumnya penderita terlebih dahulu mengalami gejala penyerta,seperti demam,nyeri kepala, sendi, otot, tenggorokan, nafsu makan selanjutnya muncul bercak kemerahan di kulit yang berkembang menjadi papul, selanjutnya menjadi bentol – bentol berisi cairan yang mengering beberapa hari kemudian. Terlihat pada wajah, tubuh dan kulit kepala. Ujung – ujung anggota badan hanya sedikit terkena. Diagnosis cacar air didasarkan hanya dengan gambaran klinis.


Pengobatan hanya bersifat suportif, dengan kata lain hanya mengurangi gejala yang muncul misalnya demam dan gatal. Biasanya diberikan parasetamol untuk demamnya dan antihistamin misalnya CTM untuk mengurangi gatalnya. Bedak salicyl dapat diberikan untuk mengurangi gatal. Obat anti virus hanya efektif memperpendek perjalanan penyakit jika diberikan 24 jam pertama sejak muncul bercak di kulit. Acyclovir merupakan obat antivirus yang sering dipakai. Aman dipakai pada ibu hamil, menyusui dan anak – anak.

Tidak ada pantangan makanan, penderita dianjurkan untuk makan tinggi kalori dan protein. Dianjurkan untuk mandi untuk mengurangi rasa gatal dan menjaga kebersihan kulit untuk menghindari infeksi.Rata – rata bercak mulai mengering setelah tujuh hari. Karena penularan melalui udara, hampir 100% orang yang tinggal serumah akan ketularan kecuali yang sudah pernah kena atau sudah di vaksinasi karena sudah memiliki kekebalan.

Demam Berdarah pada Balita

Waspada Demam Berdarah

Dari data Centers for Disease Control and Prevention, gejala demam berdarah kini tak lagi selalu ditandai dengan munculnya bintik-bintik merah. Demam tinggi selama 2-7 hari juga bukan satu-satunya gejala. Jadi, Anda harus lebih waspada dan kenali gejala lainnya.
Gejala:

* Tubuh mengigil, nyeri kepala, nyeri punggung atau nyeri saat menggerakkan bola mata.
* Nyeri pada tungkai dan persendian.
* Bola mata atau wajah balita kemerahan.
* Pemeriksaan laboratorium menunjukkan trombosit turun (kurang dari 10.000) dan kenaikan kekentalan darah (hematokrit meningkat 20% lebih tinggi dari normal).

Penyebab: Virus dengue sehingga disebut demam berdarah dengue (DBD). Virus ini terdiri dari empat jenis (strain), yaitu dengue tipe 1,2,3, dan 4. Virus ini dapat menginfeksi manusia lewat nyamuk Aedes aegipty atau Aedes albopictus. Nyamuk berkaki belang-belang putih-hitam ini mengigit orang di siang hari.
Penanganan:

* Pantau perkembangan penyakit balita di rumah dan kontrol ke dokter. Pastikan anak minum banyak cairan dan dipantau suhunya setiap hari.
* Bawa anak kembali ke dokter setelah demam berlangsung 3 hari dan lakukan pemeriksaan hemoglobin, trombosit dan hematokrit setiap hari berikutnya yaitu selama kurang lebih 4 hari.
* Bila hasil laboraturium menunjukkan ada tanda-tanda penurunan trombosit atau peningkatan hematrokit, anak harus dirawat di rumah sakit.

Pencegahan:

* Hindari adanya air tergenang di rumah. Bak mandi dikuras, dan bila ada gentong berisi air sebaiknya ditutup.
* Pelihara ikan di kolam, karena ikan memakan jentik-jentik nyamuk.
* Bekerja sama dengan pihak sekolah untuk menjaga kesehatan lingkungan sekolah, termasuk jangan ada air tergenang di sekolah. Jika perlu, melakukan tindakan pengasapan.
* Menyingkirkan barang bekas yang dapat menampung air.
* Sebelum ke sekolah, oleskan minyak talon atau minyak sereh ke tubuh anak saat sedang ada wabah DBD.

Senin, 28 Desember 2009

Meningitis

Waspada Meningitis

Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu membrane atau selaput yang melapisi otak dan syaraf tunjang. Meningitis dapat disebabkan berbagai organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk kedalam darah dan berpindah kedalam cairan otak.

Pasien yang diduga mengalami Meningitis haruslah dilakukan suatu pemeriksaan yang akurat, baik itu disebabkan virus, bakteri ataupun jamur. Hal ini diperlukan untuk spesifikasi pengobatannya, karena masing-masing akan mendapatkan therapy sesuai penyebabnya.

# Penyebab Penyakit Meningitis

Meningitis yang disebabkan oleh virus umumnya tidak berbahaya, akan pulih tanpa pengobatan dan perawatan yang spesifik. Namun Meningitis disebabkan oleh bakteri bisa mengakibatkan kondisi serius, misalnya kerusakan otak, hilangnya pendengaran, kurangnya kemampuan belajar, bahkan bisa menyebabkan kematian. Sedangkan Meningitis disebabkan oleh jamur sangat jarang, jenis ini umumnya diderita orang yang mengalami kerusakan immun (daya tahan tubuh) seperti pada penderita AIDS.

Bakteri yang dapat mengakibatkan serangan meningitis diantaranya :
1. Streptococcus pneumoniae (pneumococcus).
Bakteri ini yang paling umum menyebabkan meningitis pada bayi ataupun anak-anak. Jenis bakteri ini juga yang bisa menyebabkan infeksi pneumonia, telinga dan rongga hidung (sinus).

2. Neisseria meningitidis (meningococcus).
Bakteri ini merupakan penyebab kedua terbanyak setelah Streptococcus pneumoniae, Meningitis terjadi akibat adanya infeksi pada saluran nafas bagian atas yang kemudian bakterinya masuk kedalam peredaran darah.

3. Haemophilus influenzae (haemophilus).
Haemophilus influenzae type b (Hib) adalah jenis bakteri yang juga dapat menyebabkan meningitis. Jenis virus ini sebagai penyebabnya infeksi pernafasan bagian atas, telinga bagian dalam dan sinusitis. Pemberian vaksin (Hib vaccine) telah membuktikan terjadinya angka penurunan pada kasus meningitis yang disebabkan bakteri jenis ini.

4. Listeria monocytogenes (listeria).
Ini merupakan salah satu jenis bakteri yang juga bisa menyebabkan meningitis. Bakteri ini dapat ditemukan dibanyak tempat, dalam debu dan dalam makanan yang terkontaminasi. Makanan ini biasanya yang berjenis keju, hot dog dan daging sandwich yang mana bakteri ini berasal dari hewan lokal (peliharaan).

5. Bakteri lainnya yang juga dapat menyebabkan meningitis adalah Staphylococcus aureus dan Mycobacterium tuberculosis.

# Tanda dan Gejala Penyakit Meningitis

Gejala yang khas dan umum ditampakkan oleh penderita meningitis diatas umur 2 tahun adalah demam, sakit kepala dan kekakuan otot leher yang berlangsung berjam-jam atau dirasakan sampai 2 hari. Tanda dan gejala lainnya adalah photophobia (takut/menghindari sorotan cahaya terang), phonophobia (takut/terganggu dengan suara yang keras), mual, muntah, sering tampak kebingungan, kesusahan untuk bangun dari tidur, bahkan tak sadarkan diri.

Pada bayi gejala dan tanda penyakit meningitis mungkin sangatlah sulit diketahui, namun umumnya bayi akan tampak lemah dan pendiam (tidak aktif), gemetaran, muntah dan enggan menyusui.

# Penanganan dan Pengobatan Penyakit Meningitis

Apabila ada tanda-tanda dan gejala seperti di atas, maka secepatnya penderita dibawa kerumah sakit untuk mendapatkan pelayan kesehatan yang intensif. Pemeriksaan fisik, pemeriksaan labratorium yang meliputi test darah (elektrolite, fungsi hati dan ginjal, serta darah lengkap), dan pemeriksaan X-ray (rontgen) paru akan membantu tim dokter dalam mendiagnosa penyakit. Sedangkan pemeriksaan yang sangat penting apabila penderita telah diduga meningitis adalah pemeriksaan Lumbar puncture (pemeriksaan cairan selaput otak).

Jika berdasarkan pemeriksaan penderita didiagnosa sebagai meningitis, maka pemberian antibiotik secara Infus (intravenous) adalah langkah yang baik untuk menjamin kesembuhan serta mengurang atau menghindari resiko komplikasi. Antibiotik yang diberikan kepada penderita tergantung dari jenis bakteri yang ditemukan.

Adapun beberapa antibiotik yang sering diresepkan oleh dokter pada kasus meningitis yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae dan Neisseria meningitidis antara lain Cephalosporin (ceftriaxone atau cefotaxime). Sedangkan meningitis yang disebabkan oleh bakteri Listeria monocytogenes akan diberikan Ampicillin, Vancomycin dan Carbapenem (meropenem), Chloramphenicol atau Ceftriaxone.

Treatment atau therapy lainnya adalah yang mengarah kepada gejala yang timbul, misalnya sakit kepala dan demam (paracetamol), shock dan kejang (diazepam) dan lain sebagainya.

# Pencegahan Tertularnya Penyakit Meningitis

Meningitis yang disebabkan oleh virus dapat ditularkan melalui batuk, bersin, ciuman, sharing makan 1 sendok, pemakaian sikat gigi bersama dan merokok bergantian dalam satu batangnya. Maka bagi anda yang mengetahui rekan atau disekeliling ada yang mengalami meningitis jenis ini haruslah berhati-hati. Mancuci tangan yang bersih sebelum makan dan setelah ketoilet umum, memegang hewan peliharaan. Menjaga stamina (daya tahan) tubuh dengan makan bergizi dan berolahraga yang teratur adalah sangat baik menghindari berbagai macam penyakit.

Pemberian Imunisasi vaksin (vaccine) Meningitis merupakan tindakan yang tepat terutama didaerah yang diketahui rentan terkena wabah meningitis, adapun vaccine yang telah dikenal sebagai pencegahan terhadap meningitis diantaranya adalah ;
- Haemophilus influenzae type b (Hib)
- Pneumococcal conjugate vaccine (PCV7)
- Pneumococcal polysaccharide vaccine (PPV)
- Meningococcal conjugate vaccine (MCV4)

kenali penyakit bayi baru lahir

Inilah 11 penyakit yang sering dialami bayi di tahun pertamanya.

Kenali agar ibu tidak mudah panik ketika bayi tiba-tiba sakit, namun tetap waspada.

1.
Apnea (tidak bernapas spontan). Apnea merupakan penyakit dimana seseorang tidak bernapas selama beberapa detik secara spontan ketika tidur. Tidak hanya orang dewasa, bayi yang baru lahir dan khususnya bayi prematur pun bisa mengalami apnea.

2.
Sesak napas. Bayi yang mengalami sesak napas akan mengalami kesulitan saat menarik napas, atau napas bayi berbunyi disertai batuk. Waspada jika wajah bayi menjadi kebiruan akibat kekurangan oksigen.

3.
Ruam popok. Ruam popok merupakan penyakit yang membuat kulit bayi iritasi. Biasanya iritasi ini disebabkan karena pemakaian popok yang tidak benar.

4.
Kuning (jaundice). Penyakit kuning ini biasanya membuat kulit dan mata bayi berwarna kuning. Sampai batas-batas tertentu, penyakit ini tidak berbahaya, tapi ibu perlu waspada jika kuning pada bayi tidak kunjung hilang.

5.
Eksim susu (dermatitis atopi). Eksim susu merupakan salah satu masalah kulit paling umum ditemukan pada bayi. Mitosnya, dinamakan eksim susu karena ASI yang mengenai kulit di sekitar mulut bayi yang menyebabkan bercak merah. Benarkah?

6.
Batuk pilek. Virus bisa menjadi penyebab penyakit ini menyerang bayi. Segera bawa ke dokter jika bayi batuk pilek hingga kemampuan minumnya berkurang, atau tidak sembuh lebih dari seminggu.

7.
Infeksi saluran napas. Infeksi saluran napas merupakan segala bentuk infeksi yang menyerang saluran pernapasan atas (ISPA). Tak jarang juga saluran pernapasan bawah. Infeksi saluran napas ini bisa saja terjadi pada bayi baru lahir (newborn).

8.
Infeksi telinga tengah. Infeksi telinga tengah menyerang salah satu bagian telinga, yaitu telinga bagian tengah atau daerah sekitar gendang telinga.

9.
Sembelit. Biasanya terjadi karena bayi kekurangan cairan atau akibat perubahan makanan dan dimulainya pemberian makanan padat pertama. Waspada jika sembelit masih terjadi sampai lebih dari satu bulan.

10.
Muntah. Muntah bisa terjadi karena bayi kekenyangan, terlalu banyak udara dalam lambung, dan sebagainya. Waspada bila bayi terus menerus muntah tanpa henti.

11.
Diare. Virus yang biasa disebut rotavirus seringkali menjadi penyebab diare, di samping penyebab-penyebab lainnya. Ibu harus waspada jika diare disertai darah.

Penyakit-penyakit tersebut di atas memang biasa dan mungkin terjadi pada bayi Anda sejak lahir hingga usia-usia tertentu. Tidak perlu panik, tapi jika kondisi semakin parah dan Anda harus waspada, sebaiknya segera bawa ke dokter.

(copas: ayahbunda-artikel)

Ibu boleh panik jika....

11 Kondisi Bayi Baru Lahir yang Membuat Ibu Panik

Awal menjadi ibu baru memang seringkali membingungkan. Kondisi bayi baru lahir yang baru bagi bunda seringkali membuat panik. Yuk cari tahu, ciri khas bayi baru lahir yang masih normal dan kapan bunda boleh panik.

1. Fesesnya hitam dan sangat bau. Umumnya, feses pertama bayi (mekonium) berwarna hitam kehijauan, lengket dan cenderung bau seperti susu masam atau basi. Mekonium ini sangat penting, sebagai indikator apakah pencernaannya normal atau tidak. Boleh panik bila kondisi feses seperti ini berlangsung hingga 48 jam. Kemungkinan ada gangguan dalam pencernaannya atau kandungan zat besi yang terlalu tinggi.

2. Berat badan turun terus. Bayi dilahirkan dengan membawa 'tabungan' cairan dan lemak, untuk membantu bayi menjalani masa peralihan kehidupan di luar rahim. Lama-lama, 'tabungan' ini tentu akan berkurang dan membuat berat badannya menjadi turun. Boleh panik bila dalam satu dua minggu berat badan bayi tetap turun meski sudah mendapat cukup ASI. Atau, bila bentuk feses bayi sangat cair.

3. Muntah setelah minum ASI. Semua bayi akan memuntahkan sedikit ASI setelah menyusu (gumoh). Biasanya, ini karena ia belum disendawakan. Untuk membuatnya bersendawa: gendong bayi dengan posisi menghadap ke tubuh Anda, biarkan kepalanya tersangga di pundak Anda. Bantu dengan tepukan ringan di punggungnya. Boleh panik bila bayi Anda tetap muntah meski tidak habis minum ASI, apalagi bila disertai diare.

4. Selalu bersin-bersin. Tidak selamanya bayi yang bersin-bersin pertanda ia akan flu atau sakit. Bersin juga merupakan salah satu proses pematangan dari sistem respirasi atau pernapasan bayi. Kebiasaan ini akan melegakan rongga hidung dan saluran napas dari berbagai sumbatan dan partikel-partikel udara. Boleh panik bila bayi bersin-bersin diikuti dengan demam atau muncul karena ia alergi pada sesuatu.

5. Menangis tiada henti. Menangis merupakan salah satu cara bayi berkomunikasi dengan Anda. Dia ingin memberitahu kalau lapar, haus, atau merasa tidak nyaman. Boleh panik bila ia menangis kencang terus-menerus selama beberapa jam, terutama pada sore hari. Kemungkinan ia terkena kolik.

6. Enggan menyusu. Bayi sedang dalam tahap belajar menyusu. Lambat laun, Anda berdua akan menemukan posisi menyusu yang tepat dan nyaman. Bila perlu, hubungi konsultan laktasi. Boleh panik bila bayi tetap tidak mau menyusu lebih dari 3 hari. Bagaimana pun dia perlu makanan atau asupan gizi dari ASI. Segera hubungi dokter.

7. Ubun-ubun berdenyut. Ubun-ubun bayi berdenyut karena belahan-belahan tulang tengkoraknya belum menyatu dan mengeras dengan sempurna. Kira-kira setelah 2 tahun, denyut di ubun-ubun itu akan hilang. Boleh panik bila ubun-ubunnya tampak cekung karena ini bisa jadi gejala dehidrasi. Atau, kepalanya membengkak yang menunjukkan kemungkinan terjadinya gangguan kesehatan seperti meningitis. Jangan ragu hubungi dokter.

8. Tali pusat basah atau lembab. Tali pusat akan puput atau lepas dalam waktu 1 hari sampai satu minggu setelah bayi lahir. Lalu lukanya akan sembuh dalam waktu 15 hari. Selama proses ini, tali pusat tampak berwarna cokelat dan sedikit berbau lembab. Karena itu kebersihannya harus selalu dijaga agar tidak infeksi. Boleh panik bila bau yang ditimbulkan tali pusat sangat menyengat yang menandakan infeksi, dan umumnya akan diikuti dengan bengkak hingga mengeluarkan nanah. Segera bawa ke dokter.

9. Wajahnya berjerawat. Bintil yang muncul di daerah pipi, hidung, dan dagu ini dinamakan Milia, namun sering disebut sebagai “jerawat bayi”. Jerawat ini disebabkan hormon ibu yang masih ada dalam tubuh bayi dan bisa terjadi sampai usia bayi 3-4 minggu. Kebanyakan akan hilang dengan sendirinya saat bayi berusia 4-6 bulan. Boleh panik bila Anda menemukan bintik putih ini muncul di sekitar mulut bayi. Bisa jadi itu karena virus dan bisa mengganggu fungsi oralnya.

10. Air seni seperti berdarah. Sistem tubuh pada bayi baru masih dipengaruhi hormon estrogen dari ibu. Keberadaan hormon esterogen tersebut akan menyebabkan bayi mengeluarkan bercak darah seperti haid pada popoknya. Sejalan dengan menurunnya kadar hormon estrogen, kurang lebih dalam waktu tiga minggu, air seni bayi pun tak berwarna merah lagi. Boleh panik bila pendarahan ini terjadi lebih dari tiga minggu. Bawa ke dokter untuk pemeriksaan pada vagina/penisnya, atau gangguan pada saluran air seninya. Sebelumnya, cek juga pola BAB-nya, bisa saja darah itu bersumber dari feses atau anusnya. Jika ya, ini berarti ada gangguan dalam pencernaan atau anus bayi.

11. Kulit kering dan mengelupas. Tidak sedikit bayi baru lahir yang memiliki kulit kering, mengelupas, ruam kulit dan memiliki tanda lahir. Bercak-bercak kebiruan di kaki dan tangan bayi juga merupakan hal normal di minggu awal kelahiran bayi. Semua ini akan hilang dengan sendirinya. Boleh panik bila kulitnya yang kering dan mengelupas berubah jadi memerah dan membuat bayi rewel karena gatal. Ini pertanda bayi terkena eksim.

Bunda memang harus tenang dalam mempelajari segala kondisi yang terjadi pada bayi baru Anda. Dengan demikian Anda bisa mencari jalan keluar terbaik tanpa menjadi khawatir yang berlebihan. Selamat jadi ibu!
(copas: ayahbunda)

Ketika anak sembelit

Sembelit pada anak


Sembelit memang bisa terjadi pada siapa saja.Pada Bayi misalnya, bayi buang air besarnya keras dan banyak, dan keluar sekali dalam beberapa hari bisa saja karena sembelit. Untuk memastikan bayi sembelit atau tidak, bukan dari lamanya bayi tidak buang air besar,. Frekuensi buang air besar antara bayi satu dengan lainnya tidaklah sama. Perhatikan konsistensi buang air besar bayi Anda!

Jika bayi sembelit, maka buang air besarnya akan beda dengan kebiasaannya, merasakan sakit ketika buang air besar, tinjanya keras serta massa tinja teraba pada perut. Jika tidak segera diatasi, maka sembelit bisa menjadi akut bahkan kronis.

Dikatakan akut jika gangguan berlangsung selama 1-4 minggu. Sedangkan dikatakan kronis jika berlangsung lebih dari sebulan. Semakin kronis semakin lama pengobatannya. Dampak jangka panjang, kuman-kuman di usus besar menjadi menumpuk berlebihan. Selanjutnya akan terjadi infeksi di usus. Jika dibiarkan, bayi pun bisa mengalami sepsis dan terancam nyawanya.

Jika bayi Anda tampak kesakitan, kemerahan, dan mengedan saat BAB bukan selalu berarti bayi sembelit. Meskipun frekuensi buang air besar berkurang, namun bila konsistensi tinjanya normal dan pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan, maka keadaan tidak dikategorikan bayi sembelit. Bayi belum mampu mengontrol proses buang air besarnya secara optimal. Pencernaan bayi dan pembentukan enzim pencernaan pun belum sempurna.

Pada bayi yang mendapatkan ASI eksklusif tidak mudah mengalami sembelit. Hal ini disebabkan kadar laktulosa dalam ASI yang tinggi dapat mencegah terjadinya konstipasi. Pada bayi yang menerima ASI cenderung memiliki feses lembek karena kandungan lemak dan protein yang sesuai fisiologinya.

Lain halnya dengan bayi yang menggunakan susu formula, yang diolah terlalu kental. Biasanya susu formula memiliki kandungan lemak tinggi dan protein rendah. Pada umumnya, susu hewani memicu gangguan pencernaan dibandingkan yang berasal dari nabati. Susu nabati mempunyai susunan asam lemak tak jenuh lebih panjang, sehingga mudah dicerna.

Pada bayi yang sering mengalami sembelit dan telah mendapat susu formula, dokter kerap menyarankan agar bayi diberikan susu yang mengandung bahan yang dapat memperbaiki fungsi motilitas, seperti laktulosa.

Penyebab lain bayi sembelit adalah kekurangan cairan. Anda bisa mengatasinya dengan memberikan air putih sebelum bayi minum susu untuk membantu melarutkan dalam proses pencernaan.

Faktor lain bayi sembelit juga dapat disebabkan karena makanan. Ketika bayi sudah mendapatkan makanan pendamping, sebaiknya berikan asupan buah-buahan yang diolah menjadi cair dan halus. Hindari pemberian buah pisang dan apel yang memiliki kadar serat tinggi. Apel memiliki daya serap air tinggi dalam saluran pencernaan sehingga dapat menyebabkan kotoran mengeras.

Masih ada kemungkinan lain terkait dengan bayi sembelit adalah kelainan hipotiroid, dengan gejala fisik yang dapat dilihat adalah pusar bodong, kulit kasar dan kering, otot-otot tubuh lemah, loyo serta wajah yang khas seperti hidung pesek, dan wajah membengkak.

Perlu Anda perhatikan juga, jika mekonium (kotoran berwarna kehitaman) tidak keluar setelah 48 jam kelahiran atau bayi mengalami sembelit pada satu minggu pertama kelahiran, maka harus dipikirkan kemungkinan adanya kelainan anatomi. Yang paling sering ditemukan adalah Morbus Hirschprung, yaitu tidak ditemukannya persarafan pada sebagian segmen usus.

Dengan tidak adanya sistem saraf tersebut, maka gerakan usus akan terganggu sehingga tinja akan tertahan di situ. Pengaruhnya, bila keadaan ini berlangsung lama, maka kuman-kuman di usus besar akan menumpuk dan berlebihan. Selanjutnya akan terjadi infeksi enterokolitis (infeksi usus). Bila didiamkan bisa menjadi sepsis (infeksi berat) yang dapat menyebabkan kematian pada bayi.

Segeralah mengkonsultasikan pada dokter Anda untuk mencari penyebab terjadinya sembelit pada bayi Anda. Perlu diketahui, jangan asal memberikan obat pencahar. Sebab, pencahar sebenarnya bukanlah obat sembelit, hanya untuk mengatasi sesaat saja. Penyebab bayi sembelit lah yang harus segera dilacak, agar tuntas menanggulanginya.

Begitu pula pada anak-anak yang umurnya lebih dari 5th, yang notabene sudah besar biasanya Infeksi virus (paling sering infeksi saluran nafas.Batuk,pilek dll) sering menyebabkan sembelit pada anak. Dalam hal ini Anda tidak perlu khawatir, sebab bila infeksinya dapat diatasi biasanya sembelitnya akan menghilang. Jagalah agar anak banyak minum supaya tidak kekurangan cairan dalam tubuhnya.
Sembelit juga sering disebabkan oleh obat-obatan yang diberikan pada anak. Misalnya obat anti kejang, obat batuk anti pilek, obat maag, obat tambahan darah, (zat besi) dan lain-lain. Obat-obatan tersebut memang menimbulkan efek samping berupa sembelit. Bila obat dihentikan biasanya sembelitnya akan menghilang. Perlu pula diperhatikan mengenai obat pencahar. Penggunaan obat pencahar secara lama justru akan menimbulkan sembelit. Oleh karena itu pemakaian obat pencahar harus dengan indikasi yang tepat tidak boleh sembarangan.

Serpihan cat (mengandung logam timbal) yang tertelan anak juga dapat menimbulkan gejala sembelit dan sakit perut.
Perubahan diet anak sering pula menimbulkan sembelit yang bersifat sementara. Bila diet anak mengandung banyak karbohidrat (permen) atau susu, dan kurang mengandung buah-buahan, sayuran, dan serealia, biasanya anak jadi mudah terkena sembelit

Nyeri pada anus dapat menyebabkan sembelit. Nyeri disebabkan adanya luka pada anus (fisuraani). Luka timbul karena anak pernah melepaskan tinja yang keras. Karena luka menimbulkan sakit bila anak berhajat, maka anak enggan buang air besar. Makin lama tinja berada diusus, makanya tinjanya akan makin keras. Makin keras tinja akan makin menimbulkan nyeri, sehingga anak akan makin menahan buang air besarnya. Keadaan ini harus cepat diatasi, karena bila tidak akan menimbulkan sembelit kronis(berkepanjangan) dan pada akhirnya akan menimbulkan sembelit kronis

(copas dari Asian Brain.com)

Sariawan pada bayi

MAKANAN PANAS PICU SARIAWAN BAYI

Dot yang terlalu keras dan keseringan minum obat juga bisa membuat si kecil menderita penyakit ini.

Sariawan pada bayi kerap bikin bingung orang tua. Malah banyak yang tidak menyangka kalau anak berusia 0-12 bulan bisa mengalaminya. Jadi ketika si kecil rewel berkepanjangan dan enggan makan maupun menyusu, kita tak pernah mengaitkannya dengan kemungkinan penyakit tersebut. Padahal, sariawan bisa menimpa siapa saja. Bahkan sekitar 20 persen populasi berisiko terkena sariawan, termasuk bayi.

Jadi mulai sekarang, saat si kecil menujukkan rewel yang tidak biasa dan menolak minum/makan, coba periksa bagian mulutnya. Ciri-ciri fisik sariawan pada bayi hampir sama kok dengan sariawan orang dewasa, yakni adanya bintik putih yang dilingkari lingkaran berwarna merah. Namun jangan keliru, pada bayi sering juga ditemukan tanda putih agak buram di langit-langit mulutnya. Sekilas mirip sariawan, tapi sebenarnya adalah apstain pearl atau mutiara apstain. Ini sifatnya fisiologis dan akan menghilang sendiri.

Sebagai informasi, penyakit dengan bahasa ilmiah stomatitis ini lebih sering ditemukan pada bayi 6 bulan ke atas. Pada usia ini umumnya bayi baru tumbuh gigi sehingga karena belum terbiasa dengan organ barunya tersebut bisa jadi ada bagian mulutnya yang tergigit sehingga luka lantas memunculkan sariawan. Toh, bukan berarti bayi di bawah 6 bulan akan terhindar sepenuhnya dari penyakit ini. Hanya saja, menurut dr. Stephanus J. Sarmili, Sp.A., kemungkinan kejadiannya lebih jarang karena ia masih memiliki sisa antibodi dari ibu, terutama bayi yang diberi ASI eksklusif.

RAGAM PEMICU SARIAWAN

Selanjutnya spesialis anak Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya, Jakarta, ini menjabarkan pemicu sariawan pada bayi:

* Makanan/Minuman Panas

Mulut bayi belum sekuat orang dewasa. Jadi hati-hati saat membuatkan makanan/minuman bagi si kecil. Selalu periksa keadaan suhunya; masih kepanasan atau sudah cukup hangat untuk diterima mulut mungilnya. Justru anggapan bahwa susu yang memancar terlalu kencang dari botol bisa memicu terjadinya sariawan ternyata tidak tepat. Kecuali jika susu tersebut bersuhu tinggi. Jadi penyebabnya bukan kekuatan pancarannya tapi, sekali lagi, karena suhu yang panas.

* Traumatik

Yang dimaksud traumatik di sini, mulut anak terluka oleh sesuatu; entah karena gusinya tergigit atau terkena gesekan dot yang terlalu keras. Seperti yang sudah disinggung, kejadian luka pada gusi bayi bisa berkaitan dengan ketidaknyamanan bayi akibat giginya yang baru tumbuh. Antisipasinya, coba berikan ia teether (mainan khusus untuk digigit-gigit) sehingga rasa tidak nyamannya dapat berkurang. Gesekan dot yang berkontur agak kasar dan terbuat dari karet yang keras juga memungkinkan munculnya sariawan. Jadi sebaiknya gunakan dot yang dibuat dari bahan lunak dan lentur seperti dari silikon.

* Zat kimia

Pemakaian obat-obatan yang terlalu lama umpamanya pada bayi yang harus mengonsumsi obat untuk menyembuhkan vlek pada paru-parunya bisa memunculkan sariawan. Zat kimia yang dikandung dalam obat bersifat asam. Bila tersisa di mulut bisa memicu sariawan karena proses pengasaman akan mengundang datangnya bakteri. Untuk itu, sedapat mungkin, setelah meminumkan obat, minumkan bayi air putih sehingga sisa-sisa obat tidak menempel di gusi maupun dinding mulut.

AKAN SEMBUH SENDIRI
Yang perlu dicermati, faktor makanan/minuman terlalu panas, traumatik, ataupun zat kimia, merupakan pemicu bukan penyebab. Menurut Stephanus, penyebab utama sariawan adalah virus yang menempel di mulut yang sedang terluka. "Ini sangat mungkin terjadi karena banyak virus bertebaran di udara. Nah ketika masuk ke dalam mulut kemudian menempel di luka akan memunculkan sariawan."

Sebenarnya dalam rentang 10-14 hari biasanya sariawan akan sembuh dengan sendirinya. Namun pada bayi perlu pena- nganan segera karena sariawan dapat menimbulkan gejala- gejala penyerta (simtomatis) yang membuatnya tidak nyaman. "Bila tidak diobati, memang relatif tidak ada bahaya yang mengancam jiwa bayi. Masalahnya, sariawan menimbulan nyeri dan rasa yang tidak nyaman. Kalau tidak ditangani, bayi jadi tidak mau makan. Belum lagi ia akan terus-menerus rewel karena nyeri dan perut kosong. Nah, efek lanjutan inilah yang harus diantisipasi," ujar Stephanus.

Jadi jika si kecil menderita sariawan, bawalah ia ke dokter. Biasanya dokter akan meresepkan beberapa obat untuk menghilangkan gejala-gejala simtomatis. Misalnya, obat penghilang nyeri yang dirasakan, obat penurun panas untuk mengu- rangi demam yang bisa muncul akibat rasa nyeri yang diderita, dan lainnya. "Yang jelas tidak ada obat untuk menyembuhkan sariawannya karena hingga kini memang belum ada obat untuk itu."

Bagaimana dengan vitamin C? Memang ada yang mengaitkan sariawan dengan kekurangan vitamin C sehingga pengobatan seringkali disertai dengan pemberian vitamin tersebut. Sebenarnya, vitamin C selain untuk meningkatkan daya tahan tubuh juga membantu epitelisasi, yakni proses pembentukan sel-sel/jaringan baru, termasuk yang ada di dalam mulut. "Diharapkan, dengan pemberian vitamin C proses penyembuhan luka bisa lebih cepat terjadi," kata Stephanus.

SARIAWAN SEPERTI HFMD

Ingat kan penyakit "impor" dari Singapura yang disebut HFMD (Hand- Foot-Mouth-Disease) yang sempat menghebohkan Indonesia? Nah, penyakit yang diindonesiakan menjadi penyakit tangan kaki dan mulut ini memiliki salah satu gejala yang tak berbeda jauh dengan sariawan. Pada mulut penderita akan muncul bintik-bintik putih, mirip sariawan. Bedanya penyakit yang disebabkan virus flu singapura (coxsackievirus) ini bisa memicu demam pada bayi hingga 41° C. Sementara sariawan kalaupun sampai memunculkan demam tidak akan mencapai suhu setinggi itu.